ABUSIVE RELATIONSHIPS
12/01/2009 11:48Anjar dan Mita. Pada awal mereka jadian, seluruh sekolah tampak iri dengan mereka. Gimana gak? Anjar yang tinggi, pintar, anggota tim inti basket ini juga punya muka yang di atas rata-rata. Mita pun gak kalah. Wajah Mita yang mirip Nadia Saphira membuat cowok satu sekolah sering curi-curi pandang, belom otaknya yang encer yang selalu rangking 3 besar di kelas, plus aktivitasnya sebagai humas OSIS. Lengkap dan ideal mereka berdua.
Dua bulan pertama mereka berpacaran terasa luar biasa. Terlihat wajah cerah Mita tiap pagi. Tapi bulan berganti, tampak Mita mulai kehilangan teman gaul dan keluarga. Semua harus sesuai jadwal Anjar. Lengket kayak perangko, Anjar menjadi pusat kegiatan Mita. Belom telfon dari Anjar yang rutin banget bunyi setiap kali Mita lagi gak jalan bareng. Teman-teman Mita mulai kuatir sifat Mita yang makin berubah. Kegiatan OSIS udah jarang diikutin, pun dengan jalan bareng ke mal dengan mereka tiap minggu siang. Mita jadi gampang sensi dan moody. Pas teman-teman Mita bertanya soal hubungan Mita dengan Anjar, Mita pasti nyangkal dengan nada marah. Ada apa dengan Mita?
Baca artikel ini dan cek kalau ternyata teman atau sobat kamu lagi mengalami “abusive relationships” (Kekerasan dalam satu hubungan) dan apa yang bisa kamu lakuin untuk itu.
Apa sih “Abuse” itu?
Udah banyak lirik lagu yang bilang kalo cinta itu bisa menyakiti kamu. Tapi yang pasti, jangan sampai ada kekerasan fisik atau verbal dalam hubungan cinta kamu. Mestinya, orang yang ngaku sayang sama kamu bakal menghormati dan respek sama kamu. Sayangnya, di Amrik disinyalir kalau 1 dari 11 hubungan cinta anak SMA berakhir dengan kekerasan.
Ada yang berpendapat bahwa kadang “dia menyakiti karena dia sayang”. Sayang atau cemburu yang berlebihan hingga keluar kata-kata kotor atau bahkan maen tangan. Mmm, yang kayak gini udah gak sehat lagi. Kekerasan fisik bisa dilihat dari efek yang timbul, seperti lebam, merah, bekas luka, dsb. Trus, gimana dengan kekerasan verbal? Cacian, hinaan, ngeremehin pasangan, emang susah banget dideteksi atau dibuktiin, karena gak ada bekas yang terlihat mata. Tapi efek buat si pasangan akan terasa dalam perubahan sifat dan karakternya. Ini jelas juga gak kalah bahaya.
Tanda-tanda hubungan yang udah gak sehat:
-
Nyelakain kamu secara fisik, seperti: nampar, mendorong, megang kamu terlalu kencang, memukul, menendang, menggoyang badanmu secara kasar, dan sebagainya.
-
Mulai mengontrol kamu: gimana cara kamu berpakaian, siapa aja yang boleh jadi temen kamu, kapan kamu boleh jalan ma temen kamu dan masih banyak lagi.
-
Ngerendahin atau ngeremehin kamu secara rutin baik pas lagi berdua ataupun di depan orang lain.
-
Mengancam untuk menyakiti diri kamu atau dirinya sendiri kalau kamu gak sependapat ma pasanganmu.
-
Memutarbalikkan fakta dalam tiap persoalan hubungan kalian sehingga selalu kamu yang bersalah di mata si dia.
-
Selalu pengen tau keberadaan kamu setiap saat setiap waktu lebih dari ortu kamu sendiri.
-
Selalu cemburu dan marah kalo kamu jalan bareng sohib-sohibmu.
-
Memaksa kamu untuk melakukan sesuatu yang kamu sendiri gak mau, terutama untuk pemaksaan seksual dengan berbagai alasan gombal soal cinta kalian.
Gimana kamu bisa tau kalau teman kamu mengalami “abuse”?
-
Temenmu mendadak punya lebam, kulit memerah di beberapa bagian tubuh, keseleo, atau malah patah tulang tapi alasan yang temen kamu bilang gak masuk akal.
-
Mulai jarang mau ketemuan dengan kamu atau temen-temen kamu lainnya, atau siapapun kecuali dengan 'pengawalan' pasangannya.
-
Sering merasa bersalah tanpa sebab jelas.
-
Mulai males ngehadirin acara kumpul temen atau acara sekolah dengan berbagai alasan.
Sebagai sohib ataupun temen, selain peka soal tanda-tanda hubungan yang udah gak sehat yang dialami temen kamu seperti yang baru diurai di atas, kamu bisa coba liat tanda-tanda lainnya:
Temen yang mengalami hubungan yang gak sehat sebenernya butuh “kuping” buat ngedengerin cerita dan suara dia tanpa nge-judge atau menggurui. Biasanya justru mereka tidak berani bicara langsung sama ortu mereka, karena takut ortu mereka bakal langsung ngelarang hubungan dia dengan pasangannya. Sebagai temen kamu mesti bisa ngasih perhatian dan waktu ekstra buat sohibmu, kesabaran tinggi, dan kamu mesti tulus ngebantu, terutama supaya kamu bisa ngeyakinin buat ngajak temenmu ke psikolog.
Nolongin diri kamu sendiri
Buat kamu yang ngerasa ngalamin kekerasan ini, ada beberapa hal yang perlu kamu lakuin:
-
Kalau kamu merasa suka atau sayang sama seseorang tapi juga saat yang sama takut sama orang yang kamu sayangi, sudah saatnya kamu memutuskan hubunganmu secepatnya. Kamu tuh berhak banget untuk mendapatkan respek dalam satu hubungan.
-
Pastiin kamu tuh dalam lingkungan yang aman. Cari orang dewasa yang kamu rasa bisa bantu kamu, bisa saudara, atau teman yang sudah lebih dewasa. Bila sampai terjadi kekerasan fisik, jangan takut buat segera pergi ke dokter atau bahkan melaporkan tindakan pasanganmu ke pihak berwajib.
-
Jangan menyendiri dari teman dan keluarga. Meskipun mungkin kamu takut buat cerita, atau malu, merekalah orang yang pastinya bakal ngebantuin kamu. Kamu butuh support itu. Jangan takut juga untuk pergi ke guru yang kamu percaya atau psikolog.
-
Jangan menyimpan persoalan ini untuk dirimu sendiri. Makin banyak pihak teman dan keluarga yang membantu, makin banyak support dan makin cepat proses kamu ngelepasin diri dari kekerasan dalam hubunganmu dengan pasangan. Beranikan dirimu untuk mulai mencari bantuan.
Di mana tempat mencari bantuan?
-
Paling mudah adalah orang tua, keluarga dan teman. Mereka akan langsung berusaha menolong kamu.
-
Coba cek daftar psikolog di daerahmu melalui buku telfon.
-
Kamu bisa coba ke rumah sakit terdekat, hampir semua rumah sakit besar memiliki dokter ahli jiwa dan praktek psikolog.
So, kamu-kamu jangan sampai terjebak seperti cerita Mita di atas. Hari gini jangan sampai cinta bikin kamu 'buta', 'bisu', 'tuli', atau malah babak belur beneran, ok? (LB/kidshealth.org)
Langsung cek kalo temenmu yang periang berubah jadi gampang bete dan menyendiri.
Tags:
———
Back